Bagian TUHAN ialah umat-Nya. [Ulangan 32:9]
Jumat, 15 November 2024
Bagaimana mereka dapat menjadi milik-Nya? Melalui Dia yang memilih dalam kedaulatan-Nya. Dia memilih mereka, dan menaruh kasih pada mereka. Ini semua Dia lakukan tanpa adanya kebaikan dari umat-Nya saat itu, maupun adanya kebaikan yang Dia lihat pada masa yang akan datang. Dia menaruh belas kasihan kepada siapa Dia mau menaruh belas kasihan [Roma 9:15], dan menetapkan kaum terpilih untuk hidup kekal; maka, dengan itu, mereka menjadi milik-Nya berdasarkan Dia yang memilih tanpa dibatasi.
Bukan saja mereka milik-Nya karena Dia pilih, tapi juga karena dibeli. Dia telah membeli dan membayar mereka dengan harga penuh, maka tidak bisa ada sengketa mengenai apakah Dia punya hak milik atas mereka. Bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus [1 Petrus 1:18-19], bagian TUHAN sudah ditebus sepenuhnya. Aset-Nya tidak dijaminkan pada pegadaian; lawan tidak dapat menggugat-Nya, harganya telah dibayar dalam pengadilan terbuka, dan Gereja adalah milik Allah dengan hak milik selamanya. Lihatlah tanda darah pada semua orang pilihan, yang tidak terlihat mata manusia, tapi dikenali Kristus, sebab "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" [2 Timotius 2:19]; Dia tak melupakan satu pun tebusan-Nya di antara manusia-manusia; Dia menghitung domba-domba yang deminya Dia menyerahkan nyawa-Nya, dan mengingat baik-baik Gereja yang deminya Dia memberikan diri-Nya.
Mereka juga adalah milik-Nya melalui penaklukan. Sebelum kita dimenangkan, Dia telah bertempur di dalam diri kita! Berapa lama Dia telah mengepung hati kita! Seberapa sering Dia mengirimkan kita syarat-syarat penyerahan! tapi kita menutup gerbang, dan memagari tembok kita terhadap Dia. Tidak ingatkah kita akan saat-saat mulia ketika Dia menggotong hati kita melewati badai? Ketika Dia meletakkan salib-Nya pada dinding tembok, memanjat tembok pertahanan kita, dan menancapkan bendera belas kasihan-Nya yang merah darah pada benteng kita? Ya, sungguh kita tawanan yang telah ditaklukkan kasih-Nya yang mahakuasa. Maka dari itu, hak dari Pemilik Ilahi kita yang sudah dipilih, dibayar, dan ditundukkan, tidak mungkin dapat dicabut: kita bersukacita karena kita takkan mungkin menjadi milik diri kita sendiri; maka kita ingin, setiap harinya, melakukan kehendak-Nya, dan menampilkan kemuliaan-Nya.